Tuesday, August 1, 2017

Sihir Perempuan


Disebabkan daya tarik tulisan Okky Madasari pada kumcer terbarunya, Yang Bertahan dan Binasa Perlahan, akhirnya tersasar pada tulisan-tulisan Intan Paramaditha yang ternyata sempat menjadi bahan diskusi.





Jumlah halaman: 168 halaman
Tahun terbit: 2017 (pertama kali terbit 2005)
Format: paperback
Rating Shiori-ko: 4/5
Sinopsis:

Perempuan bisa menjadi apa saja: ibu, anak, karyawati yang baik, hingga boneka porselen. Namun dalam buku yang menghadirkan 11 cerita pendek ini, peran-peran yang seharusnya nyaman justru diteror oleh lanskap kelam penuh hantu gentayangan, vampir, dan pembunuh. Di sinilah perempuan dan pengalamannya yang beriak dan berdarah terpintal dalam kegelapan.

Sihir Perempuan adalah kumpulan cerpen pertama Intan Paramaditha yang mengolah dongeng, mitos, genre horor, dan perspektif feminis. Buku ini masuk ke dalam nominasi 5 besar Khatulistiwa Literary Award/ Kusala Sastra Khatulistiwa di tahun 2005. Setelah 12 tahun, Sihir Perempuan diterbitkan ulang dengan tampilan baru dan ilustrasi oleh Muhammad Taufiq (Emte).

***

Sihir Perempuan memberikan cerita mengenai kaum perempuan, kaum yang sampai saat ini masih dinomorduakan, bahwa mereka berdaya. "Berdaya" bukan sebagai sosok yang inspiratif, melainkan Intan menampilkan bagaimana mereka juga memiliki sisi gelap. Dimana sebenarnya semua orang pun tahu, bahwa perempuan bisa melakukan hal seperti itu. Namun seringkali hanya dianggap sebagai suatu gurauan, atau malah suatu untuk menakut-nakuti.

Yang bisa dimaknai ketika membaca Sihir Perempuan ialah bahwa Intan menyajikan gambaran perempuan yang bisa menjadi ancaman. Kita masih saja menomorduakan mereka padahal kita tahu sendiri bahwa mereka memiliki "sihirnya" sendiri. Sesuatu yang hendaknya menjadikan manusia tidak melihat gender sebagai dasar untuk memperlakukan seseorang.

Sedangkan untuk sesuatu yang personal, ternyata menyelami penulisan sastra horor seperti tulisan milik Intan ini cukup menyenangkan. Banyak yang mengatakan kalau cerita di dalamnya bisa membuat bulu kuduk berdiri, tapi menurutku, kisah yang ada memberikan pandangan yang baru akan bagaimana melihat perempuan. 

Memberikan 4 bintang untuk buku ini adalah sesuatu yang wajar. Syukurlah, Gramedia memutuskan untuk menerbitkan ulang buku ini. Setidaknya, kembali mengangkat buku ini untuk tetap menjadi sebuah perbincangan.

No comments:

Post a Comment