Thursday, November 24, 2016

Tell Me Three Things

Tell Me Three Things
Penulis: Julie Buxbaum
Tahun terbit: 2016
Penerbit: Random House Children's Books
Harga: USD 12.99 di Kobo Store
Format: EPUB
Rating Shiori-ko; 5/5
Sinopsis:

Everything about Jessie is wrong. At least, that’s what it feels like during her first week of junior year at her new ultra-intimidating prep school in Los Angeles. Just when she’s thinking about hightailing it back to Chicago, she gets an email from a person calling themselves Somebody/Nobody (SN for short), offering to help her navigate the wilds of Wood Valley High School. Is it an elaborate hoax? Or can she rely on SN for some much-needed help?

It’s been barely two years since her mother’s death, and because her father eloped with a woman he met online, Jessie has been forced to move across the country to live with her stepmonster and her pretentious teenage son.

In a leap of faith—or an act of complete desperation—Jessie begins to rely on SN, and SN quickly becomes her lifeline and closest ally. Jessie can’t help wanting to meet SN in person. But are some mysteries better left unsolved?

Julie Buxbaum mixes comedy and tragedy, love and loss, pain and elation, in her debut YA novel filled with characters who will come to feel like friends.


Resensi Shiori-ko:
Sudah belakangan ini aku tidak begitu sempat untuk mengikuti perkembangan tulisan-tulisan YA Bahkan untuk sekedar bermain-main di Tumblr pun, rasanya susah untuk mendapatkan waktu. Hingga suatu saat, aku merasa bosan dengan kegiatanku. Pergi ke toko buku pun rasanya tidak semenarik dulu. Iseng-iseng, browsing di Goodreads dan hati tertambat pada desain cover yang cantik itu. Setelah cek rating, ternyata sudah di atas 4 bintang.

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Walaupun untuk ukuran EPUB buku ini cukup tebal, nyatanya aku sebagai pembaca juga tidak merasa lelah. Kata-katanya ringan dan mengalir dengan nyamannya tanpa harus berpikir berkali-kali. Pembaca tidak perlu menebak apa maksud dari narasi-narasinya. Gaya bahasa yang begitu ringan tersebut malah membuat pembaca rasanya juga ikut penasaran denagn siapakaha tokoh Somebody/Nobody yang hadir dalam kehidupan Jessie setelah dia pindah. 

Selain itu, Buxbaum membawakannya dengan manis. Meskipun "manis" itu juga bersifat relaitf, tapi aku meraskan bahwa Buxbaum meletakkan sisi manis buku ini pada tempat-tempat yang tepat. Ada kalanya tulisan terasa emosional dan ada pula dimana rasanya pembaca ikut merasakan bagaimana jika mereka lah yang mendapat email dari Somebody/Nobody tersebut.

Plot
Permainan plotnya cenderung maju. Ditambah pula dengan penggunaan sudut pandang pertama, Jessie Holmes. Dari awal, pembaca melihat sendiri apa isi email Somebody/Nobody hingga apa yang ad dipikiran Jessie ketika ia mendapatkan email-email itu.

Penokohan
Tokoh yang sangat menonjol di sini tentu saja Jessie Holmes sebagai tokoh utama. Jessie merasa "kehilangan" gambaran keluarga yang hangat ketika ibunya meninggal karena kanker. Hubungan antara Jessie dan ayahnya juga tidak begitu dekat. Tiba-tiba saja, Jessie harus pindah dari Chicago, tinggal dalam rumah yang besar dan belajar di sekolah yang isinya anak-anak dari kalangan berduit. Jessie berusaha untuk adjusting dengan semua yang baru. Sifatnya yang tertutup namun juga ingin to be seen itulah yang membuat ceritanya menjadi menarik. Jessie memiliki watak yang sepertinya dialami oleh sebagain besar remaja: merasa canggung untuk memulai semuanya karena takut akan pendapat orang lain. 


Jessie (atas) & Liam (bawah) - sumber
Sedangkan untuk tokoh laki-lakinya, ada Theo, saudara tiri Jessie yang juga bersekolah di Wood Valley. Theo cuek dengan semua hal. Ia tidak peduli dengan Jessie, bahkan tidak mau membantu Jessie untuk beradaptasi di lingkungan barunya. Makan malam perdana mereka sebagai sebuah keluarga pun juga "dihancurkan" oleh Theo. 

Ada pula Liam, kakak kelas Jessie yang merupakan putra dari pemilik toko buku tempat Jessie bekerja, Book Out Below! Ada Ethan, kakak kelas Jessie juga, teman band Liam, yang merupakan partner tugas Bahasa Inggris Jessie. Plus ada tokoh yang minor namun menjadi salah satu kandidat Somebody/Nobody: Caleb. Ketiganya membuat pembaca menerka-nerka, sebenarnya siapa kah Somebody/Nobody itu. Ketiganya seakan memiliki alasan untuk secara anonim mengirim email kepada Jessie. 

Isi Buku
Seperti yang aku bilang di awal, buku ini aku kategorikan manis. Lebih manis dari kisah Eleanor & Park. Manis kedua setelah trilogi To All The Boys I've Loved Before-nya Jenny Han. Tell Me Three Things merupakan manis yang dituliskan dalam bentuk "surel dan chatting via teks", bukan suatu hal yang dinarasikan sebagai tindakan nyata para tokohnya. 

Wajar saja, untuk sebagian orang, buku ini dianggap agak kurang rasional. Tapi, bagi mereka yang introvert, pernah merasakan bagaimana rasanya menerima chat dari seseorang yang tidak diketahui siapa sosoknya tetapi bisa tahu tentang kita, mungkin akan mengerti keadaan Jessie. 

Ada satu bagian yang aku suka dalam buku ini: ketika Somebody/Nobody mengatakan kalau mereka lebih baik berkomunikasi via instant messanger. Somebody/Nobody merasa bahwa pertemuan di dunia nyata akan mengubah sikap masing-masing nantinya. Ya, aku pribadi setuju. Ada beberapa orang yang memang jauh lebih asik di dalam percakapan teks ketimbang actual conversation

Diberi judul Tell Me Three Things sebenarnya juga ada alasan. Komunikasi Jessie dengan Somebody/Nobody ini semakin mendalam ketika mereka sepakat untuk bermain "tell me three things". Masing-masing mengatakan 3 hal yang ingin mereka katakan. Setelahnya, mereka boleh mengomentari. Bagiku, permainan tersebut bisa menjadi suatu hal yang menarik. Jadi ajang pengakuan. Boleh tuh kalau dicoba ehe ehe.

Saran Shiori-ko:
Bagi kamu yang suka dengan tulisan-tulisan manis tapi tidak begitu menye, Tell Me Three Things adalah judul yang tidak boleh kamu lewatkan begitu saja. Ah ya, dan tiga waffle yang ada di sampul itu juga ada maksudnya lo! Bacaan yang bisa kamu jadikan tambatan hati sembari menunggu buku ketiga dari trilogi To All The Boys I've Loved Before.

No comments:

Post a Comment