Friday, June 24, 2016

Journeys to the Heart

Journeys to Heart
Penulis: Sofia Blake
Jumlah halaman:
Tahun terbit: 2016
Penerbit: RakBuku Publishing
Format: paperback
Harga: Rp 70.000 di Kinokuniya
Rating Shiori-ko: 3.5/5
Sinopsis: 

Journeys to the Heart is about the author's experiences working with Indonesia social change makers. It is about finding your own place in the mix of people, projects, and districts in a way that values them and values on growth. There are 9 journeys that describe impressions of the country, ordinary people, women community leader, and author's own personal journey to her heart. Sofia Blake writes on feminism, social organizations, and impossible models to conclude that the most valuable journey is that of the heart, and that unless "your heart is in it", success will never come.



Resensi Shiori-ko:
Jujur saja, aku sendiri baru tahu kalau ibu Sofia Blake, istri dari Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, meluncurkan buku sekaligus sebagai kenang-kenangan untuk Indonesia setelah masa bakti suaminya, Robert Blake, harus berakhir tahun ini.

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Bukunya relatif tipis, tidak begitu tebal, dan aku benar yakin akan bisa menghabiskannya dalam waktu yang singkat. Setelah aku buka lembar-lembar pertama dan menemukan kalau bahasa yang digunakan oleh Bu Sofia Blake ini ringan, aku semakin yakin kalau buku ini bisa aku selesaikan dalam sekali duduk (namun, kenyataannya tidak. Membawa buku ini ke kantor sama dengan menundaku untuk membacanya :p).

Bu Sofia Blake benar-benar seperti seseorang yang tengah bercerita kepada seorang teman tentang pengalamannya berkegiatan sosial di Indonesia. Bu Sofia Blake sangat terlihat kalau dirinya antusias memberikan banyak cerita kepada pembacanya yang ingin tahu apa saja kesibukannya selama menjadi istri seorang duta besar. 

Bagi seseorang yang belum pernah berinteraksi secara langsung dengan beliau, pasti akan merasakan begitu hangatnya Bu Sofia Blake sebagai seorang wanita, seorang istri, dan juga seorang ibu. Bu Sofia tidak melulu menyampaikan kisahnya dengan aura yang serius. Ada beberapa bagian yang memang dibuat supaya pembaca tertawa senang.

Bahasanya juga tidak sulit. Aku cukup kaget juga karena Bu Sofia bisa menuturkan kisahnya secara tertulis dengan sangat mudah dimengerti seperti ketika seseorang mendengarkan beliau berbicara. Menyenangkan.

Desan dan Tata Letak
Yang unik lagi dari buku ini adalah karena salah satu ilustratornya adalah putri beliau yang tahun ini akan genarp berusia 10 tahun. Dia adalah Alexie. Alexie melengkapi tulisan ibunya dengan ilustrasi yang lucu, yang bisa memberikan gambaran kepada pembaca mengenai apa yang tengah dijelaskan oleh Bu Sofia Blake di dalam paragraf.

Ketika pembaca membuka buku tersebut, yang dapat dilihat pertama kali adalah peta Indoonesia yang sederhana. Setiap pulaunya, ada nama-nama yang nantinya akan dijelaskan oleh Bu Sofia Blake mengenai hubungan beliau dengan nama-nama yang ada dalam peta tersebut.

Tidak hanya itu, pada setiap bab, bu Sofia Blake juga membukanya dengan peta dan tulisan-tulisan yang disesuaikan dengan tema bab tersebut. Setelah itu, barulah ada satu kutipan, tentu dari beliau sendiri, yang ada kaitannya dengan pesan dalam bab tersebut.

Buku ini memang merupakan buku yang hanya tersedia dalam warna hitam putih saja. Meskipun begitu, Bu Sofia Blake tetap menyajikan sebuah buku yang menarik untuk dinikmati dari sisi visualnya, meskipun sederhana.

Isi Buku
Membuka daftar isi dari buku ini, pembaca akan mengetahui kalau buku ini memang menceritakan tentang perjalanan hati dari seorang Sofia Blake. Bagaimana keinginannya untuk bisa memberdayakan wanita dan ketertarikannya terhadap pendidikan begitu kuat ketika beliau berada di Indonesia.

Namun sebelumnya, pembaca akan diajak mengenal terlebih dahulu pendapat bu Sofia Blake mengenai Indonesia. Tentu, sama seperti banyak orang, bu Sofia Blake memberikan komentar pertama kali tentang makanan asli Indonesia. Tidak berhenti sampai situ saja. Bu Sofia Blake juga bercerita bagaimana beliau berjuang supaya bisa memasak satu jenis masakan Indonesia. 

Beralih dari memperkenalkan sudut pandang bu Sofia Blake, menuju perkenalan terhadap apa yang menjadi ketertarikan bu Sofia Blake selama ini. Salah satunya adalah pendidikan. Bu Sofia Blake ingin membantu supaya anak-anak Indonesia juga memiliki kesempatan belajar di Amerika Serikat. Oleh karena itulah, beliau pun menggagas apa yang dikenal dengan EducationUSA Mentorship Program (dan saya adalah salah satunya angkatan pertama program ini untuk EducationUSA di Surabaya hehehe). 

Semakin dalam, semakin pembaca diajak untuk mengenal cara berpikir bu Sofia Blake mengenai apa itu gender equality, disitulah aku merasa kalau kami memiliki pemikiran yang sama soal feminisme. Halaman ke belakang pun juga membahas bagaimana perjalanan beliau bersama 6x6 Women in Action yang menjadi gerakan sosialnya bersama istri mantan duta besar India untuk Indonesia.

Barulah pada bab terakhir, Bu Sofia Blake menceritakan bagaimana perjalanan menuju hatinya sendiri. Sebuah kisah yang menyentuh dan reflektif.

Saran Shiori-ko:
Dengan harga yang hanya Rp 70.000, dituliskan full dalam bahasa Inggris, aku merasa buku ini tidak ada ruginya untuk dibeli. Walau memang, buku ini bersifat personal. Aku sendiri tidak yakin apakah mereka yang belum tertarik dengan isu mengenai pemberdayaan perempuan bisa menikmati tulisan bu Sofia.

No comments:

Post a Comment