Tuesday, October 27, 2015

The Martian

The Martian
Penulis: Andy Weir
Jumlah halaman: 435 halaman
Tahun terbit: 2015
Penerbit: Crown
Format: movie tie in - mass market paperback
Harga: Rp 135.000 di Periplus
Rating Shiori-ko: 4/5
Sinopsis:

Six days ago, astronaut Mark Watney became one of the first people to walk on Mars. Now, he's sure he'll be the first person to die there. After a dust storm nearly kills him & forces his crew to evacuate while thinking him dead, Mark finds himself stranded & completely alone with no way to even signal Earth that he’s alive—& even if he could get word out, his supplies would be gone long before a rescue could arrive. Chances are, though, he won't have time to starve to death. The damaged machinery, unforgiving environment or plain-old "human error" are much more likely to kill him first. But Mark isn't ready to give up yet. Drawing on his ingenuity, his engineering skills—& a relentless, dogged refusal to quit—he steadfastly confronts one seemingly insurmountable obstacle after the next. Will his resourcefulness be enough to overcome the impossible odds against him?


Resensi Shiori-ko:
Niatnya sih ingin mengejar ketika film ini akan rilis di Indonesia pada awal Oktober. Nyatanya, hingga pertengahan bulan, buku ini pun belum tersedia juga di Periplus. Apa daya, segera ambil tindakan untuk membelinya secara online karena aku tidak mau menonton jika belum membaca bukunya.

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Kalau buatku, buku ini cukup berat. Mengapa? Dalam menuturkan cerita yang terdiri dari beragam sudut pandang, sebagian besar dituliskan dengan bahasa fisika, matematika, dan ilmu sains yang penuh dengan hitungan. Aku merasa agak kesusahan untuk benar-benar memahami keadaan tokoh utama ketika terjebak di Mars. Banyaknya istilah sains aku rasa bisa menjadi penghambat bagi pembaca yang ingin benar-benar masuk ke dalam cerita. Bayangkan saja, sudah berbahasa Inggris, penuh dengan kata-kata matematis pula. Syukurlah, Andy Weir tidak menyajikannya ke dalam bentuk penulisan jurnal ilmiah sehingga tidak sepenuhnya membosankan. 

Andy Weir menuliskan kisah Mark Watney, tokoh utama dalam buku ini, dengan penyampaian yang kocak bahkan leluconnya pun kadang terlalu kasar (tapi tetap saja menimbulkan tawa terbahak-bahak sesudahnya). Agak sulit bagi mereka yang tidak terlalu memahammi konteks Amerika Serikat pada saat itu untuk mengerti secara penuh guyonan yang ada di dalamnya. Tidak hanya Mark Watney saja yang digambarkan humoris walaupun kata-katanya kasar. Seperti tipikal orang Amerika Serikat, semuanya pasti akan mengeluarkan sumpah serapah. Andy Weir membuatnya senatural mungkin tentang bagaimana NASA menanggapi kabar bahwa ada astronot mereka yang tertinggal di planet Mars.

Matt Damon sebagai Mark Watney // sumber


Bentuk penyampaian dari novel ini beragam dan ada kaitannya dengan bagaimana sudut pandang cerita ini. Ada kalanya tulisan diceritakan seperti membaca jurnal harian seorang astronot yang putus asa, tetapi ada juga penyampaian yang seakan kita tengah membaca monitor percakapan antara Mark Watney dengan siapapun yang ada di bumi. Tidak lupa juga penyampaian yang berupa dialog (karena aku rasa akan sangat membosankan ada cerita yang tidak memasukkan dialog).

Plot
Nah seperti yang aku katakan pada paragraf sebelumnya, karena beragamnya cara penyampaian itu tadi, sudut pandang yang digunkana untuk menuturkan pun juga banyak. Ada sudut pandang dari Mark Watney itu sendiri tentang perasaannya begitu tahu dirinya masih hidup dan ditinggal sendirian di planet Mars. Ada pula sudut pandang dari orang ketiga serba tahu mengenai keadaan mereka di NASA, dari proses menerima berita kematian Watney hingga memutuskan untuk menyelamatkannya ketimbang membiarkannya menunggu hingga 4 tahun lamanya. Maka dari itu jalan plotnya pun maju mundur. Ada saat dimana Watney menceritakan progres bertahan hidupnya, ada juga bagian dimana menceritakan tentang kru Ares III. 

Perlu aku akui, hampir sebagian besar dari buku ini berisi aksi yang membuat deg-degan. Baik Watney maupun manusia yang ada di bumi, sama-samam memberikan ketegangan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, bagaimana mereka membuat hal yang tidak mungkin untuk kembali ke Mars dengan jeda yang cepat, menjadi sesatu yang langsung bisa dikerjakan. Itulah yang membuatku ingin membacanya terus menerus, meskipun aku tidak sepenuhnya mengerti dengan bahasa teknis yang disampaikan oleh penulis.

Penokohan
Mari berbicara tentang para tokoh yang cukup menonjol dalam novel ini. Tentu saja, yang tertinggal, Mark Watney, si tokoh utama dan Dr. Venkat Kapoor yang berusaha memulangkannya kembali ke bumi.

Watney mengakui bahwa dirinya hanya seorang ahli botani dan juga memiliki latar pendidikan tinggi untuk teknik mesin. Ia dibawa ke Mars untuk meneliti adanya kemungkinan jika tanah di Mars bisa ditanami tumbuhan. Masih di hari ke-6 dari misi mereka, Ares III, badai yang sangat buruk terjadi. Bukannya selamat, Watney malah sendirian di Mars. Watney memang jenius. Ia selalu menemukan cara untuk terus bertahan hidup. Melakukan kalkulasi agar dirinya tetap hidup ketika misi Ares IV yang baru datang 4 tahun kemudian bisa mengevakuasi dirinya. Yang paling aku suka dari Watney adalah selera humornya yang memang suka kelewatan antara lucu dengan kasar, atau mungkin tidak sopan bagi sebagian orang. Tetapi itulah yang membuat Watney dicintai oleh pembaca. Ia tidak selamanya serius.

(ki-ka) Watney, Lewis, Beck, Johansen, Vogel // sumber


Kemudian ada Dr. Venkat Kapoor, orang dalam NASA yang yakin bahwa ada kemungkinan kalau Watney ini masih hidup. Meskipun harus berselisih paham dengan direktur NASA, tapi ia percata Watney tidak akan mati disana. Venk, sapaan akrab Dr. Venkat, walaupun tidak selucu Watney, tetapi orangnya cukup kasar juga ketika bercanda. Venk lebih serius. Tapi terkadang suka tiba-tiba melontarkan lelucon yang bahkan orang lain saja belum tentu paham apakah itu lelucon atau perkataan yang serius. Tetap saja, tanpa dirinya mungkin Watney benar-benar harus bertahan hidup untuk menunggu Ares IV tiba disana.

Ide Cerita
Jangan tertukar dengan Martian, tokoh dari Mars dari buku H.G. Wells, War of the Worlds, ataupun The Martian Chronicles dari Ray Bardburry (aku masih penasaran dengan isi bukunya). The Martian ini bercerita tentang manusia bumi yang harus tertinggal di Mars dan bertahan hidup dengan persediaan seadanya. Ide yang bagus ini untunglah dieksekusi dengan bagus juga. Malah, saking dibuat senatural mungkin, bisa jadi pembaca malah berasumsi kalau buku ini terinspirasi dari kisah nyata. Faktanya, belum ada yang pernah mendaratkan kaki ke Mars. 

Aku rasa yang membuat kesan buku ini seperti kisah biografi ialah dengan adanya perhitungan yang serba akurat. Menggunakan metode matematis dan fisika untuk membuat apa yang ada disana bisa dimanfaatkan oleh Watney. Menurutku, bisa saja buku ini malah membuat kita benar-benar berusaha supaya ada misi Mars di sana.

Sekali lagi, aku tekankan, yang membuat buku ini menarik adalah karena selera humor Watney yang cukup kasar dan frontal. Oh, jangan lupakan juga kesinisan Dr. Venkat Kapoor ketika ia berusaha membuat direktur NASA mengizinkannya melakukan penyelamatan atas Mark Watney.

Saran Shiori-ko:
Baca! Kamu tidak akan rugi. Walaupun istilah dalam bahasa sain itu tetap akan membingungkan untuk pembaca awam, tetapi ceritanya sungguh menegangkan dan banyak humornya. Seru sekali! Oh iya, dan ngomong-ngomong aku lebih setuju jika judulnya "Bring Him Home" ketimbang The Martian. Ya karena Watney bukan makhluk Mars...

No comments:

Post a Comment