Sunday, October 11, 2015

Lean In for Graduates

Lean In for Graduates
Penulis: Sheryl Sandberg
Jumlah halaman: 406 halaman
Tahun terbit: 2014
Penerbit: Knopf
Format: hardcover
Harga: Rp 405.000 di Opentrolley
Rating Shiori-ko: 5/5
Sinopsis:

Expanded and updated exclusively for graduates just entering the workforce, this extraordinary edition of "Lean In "includes a letter to graduates from Sheryl Sandberg and six additional chapters from experts offering advice on finding and getting the most out of a first job; resume writing; best interviewing practices; negotiating your salary; listening to your inner voice; owning who you are; and leaning in for millennial men. 

In 2013, Sheryl Sandberg's "Lean In" became a massive cultural phenomenon and its title became an instant catchphrase for empowering women. The book soared to the top of best-seller lists both nationally and internationally, igniting global conversations about women and ambition. Sandberg packed theaters, dominated op-ed pages, appeared on every major television show and on the cover of "Time "magazine, and sparked ferocious debate about women and leadership. Now, this enhanced edition provides the entire text of the original book updated with more recent statistics and features a passionate letter from Sandberg encouraging graduates to find and commit to work they love. A combination of inspiration and practical advice, this new edition will speak directly to graduates and, like the original, will change lives. 

New Material for the Graduate Edition: 
  • A Letter to Graduates from Sheryl Sandberg
  • Find Your First Job, by Mindy Levy (Levy has more than twenty years of experience in all phases of organizational management and holds degrees from Wharton and Penn) 
  • Negotiate Your Salary, by Kim Keating (Keating is the founder and managing director of Keating Advisors)
  • Man Up: Millennial Men and Equality, by Kunal Modi (Modi is a consultant at McKinsey & Company and a recent graduate of Harvard Kennedy School and Harvard Business School)
  • Leaning In Together, by Rachel Thomas (Thomas is the president of Lean In)
  • Own Who You Are, by Mellody Hobson (Hobson is the president of Ariel Investments)
  • Listen to Your Inner Voice, by Rachel Simmons (Simmons is cofounder of the Girls Leadership Institute)
  • 12 Lean In stories (500-word essays), by readers around the world who have been inspired by Sandberg

Resensi Shiori-ko:
Memendam keinginan untuk membaca buku ini sejak sebulan lalu karena ternyata buku ini berisi konten yang menarik yang ditujukan kepada wanita. Apalagi ketika usia baru memasuki kepala 2, usia-usia masih mencari jati diri. Dengan bermodalkan nekat dan rating di Goodreads, aku coba saja membacanya.

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Cukup ringan untuk mereka yang biasa membaca buku-buku serupa. Meskipun Sheryl Sandberg adalah seseorang yang profesional, tetapi penggunaan kosa katanya sangat mudah untuk dipahami. Sheryl Sandberg sepertinya dengan sengaja memberikan kalimat yang bisa dicerna mengingat target buku ini adalah mereka para fresh graduates. Selain itu, sebagian besar kalimat yang ada di dalam buku menggunakan kata-kata yang provokatif, tidak sekedar membuat pembaca akhirnya terbawa dengan suasana tulisan Sandberg, melainkan jadi mempertanyakan kembali dengan realitas yang ada di sekitarnya untuk kemudian membandingkan dengan apa yang ditulis oleh Sandberg. 

sumber
Sandberg bertutur dengan sangat ringan, tidak terlalu bertele-tele dan tegas ketika ia merasa ada yang harus berubah dalam society mengenai pemahaman akan gender equality. Ia bercerita tentang hidupnya dan keputusan yang telah diambilnya. Tentang bagaimana ia melakukan pekerjaan di beragam kantor sebelum akhirnya berada di Facebook hingga kini. Penyampaiannya lebih condong ke arah story telling yang bagusnya dibalut dengan apik sehingga pembaca tidak merasa bosan, melainkan malah tidak bisa berhenti untuk membacanya. 

Desain dan Tata Letak
Tidak ada yang istimewa karena buku ini lebih banyak mengenai pemikiran Sandberg atas wanita-wanita yang memimpin. Untunglah, ukuran tulisannya ramah di mata sehingga membuat pembaca merasa nyaman.

Ide Buku
Ini adala poin dimana aku berani memberikan bintang 5. Isu yang diangkat adalah gender euqality dan feminisme. Bukan feminisme yang merasa bahwa kaum laki-laki adalah mereka yang menindas perempuan. Sandberg memberikan pengetahuan bahwa feminisme yang ia yakini ialah ketika kaum wanita memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki, begitu pula sebaliknya. Feminisme bukan berarti wanita menolak keberadaan pria.

Sejak awal buku, Sandberg sudah menuliskan bahwa kini tengah terjadi leadership gap atau jurang kepemimpinan, dimana yang dahulu wanita tugasnya mengurus urusan domestik seperti membereskan rumah, merawat anak-anaknya, hingga memasak dan melayani suami, kini sudah bergeser menjadi mengurus urusan kantor (mau apapun itu jabatannya). Sayangnya, society belum tanggap dan peka terhadap pergeseran ini sehingga penilaian mereka terhadap wanita karir selalu negatif (ternyata tidak cuma di Indonesia, di Amerika Serikat pun juga begitu ). Stigma yang ada di masyarakat mengenai peran wanita untuk seharusnya di rumah dibahas oleh Sandberg bahwa itulah salah satu faktor mengapa wanita masih menahan dirinya untuk meraih apa yang diinginkannya.

sumber


Apa yang diutarakan oleh Sandberg membuatku akhirnya memahami apa arti dari gender equality. Ketika wanita memilih berkarir tetapi juga ingin membina keluarga, maka tidak ada yang salah pula dengan ketika seorang suami memilih untuk menjadi stay-at-home dad dan mengerjakan urusan domestik. Selama pasangannya sudah saling sepakat, ya tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Yang menjadi penyulut problem yakni masyarakat dalam menilai tukar peran itu. Sandberg berpendapat, kalau seperti itu terus, maka asumsi bahwa pria selalu di atas wanita akan tetap ada dan kita masih berada dalam pemikiran patriarki. 

Sandberg menyuarakan keberatannya tetapi juga memberikan motivasi kepada wanita bahwa tidak ada yang salah untuk menjadi orang yang ambisius. Sandberg memberikan pengetahuan baru kepada pembaca mengenai apa itu gender equality yang benar-benar setara. Membuat label yang sudah melekat pada gender berbeda dengan label yang pernah ada di masyarakat sebelumnya. 

Sandberg tidak asal menulis. Ia pun memberikan data-data penelitian yang relevan yang mendukung pernyataannya akan topik yang dibahas. Pada akhir buku, pembaca akan menemukan banyak catatan dimana pembaca bisa mengeksplorasi lebih jauh tentang data yang digunakan oleh Sandberg dalam menulis buku tersebut. 

Secara pribadi aku suka sekali dengan buku ini. Gara-gara tulisan Sandberg, aku pun menjadi yakin dengan tekadku untuk berusaha bisa hidup di luar negeri. Menantang diriku untuk menolak stigma dan label masyarakat terhadap peran perempuan. Pemikiran Sandberg mengenai wanita yang seharusnya bisa menjadi alpha membuatku terdorong untuk benar-benar meraih apa yang sebenarnya membuatku betah mengerjakannya lama-lama. 

Saran Shiori-ko:
BACA. Jujur, aku suka sekali dengan bagaimana Sandberg mengutarakan isi hatinya tentang kesetaraan gender (yang barangkali disini pun belum menjadi suatu hal yang awam untuk dibahas). Mau kamu laki-laki atau perempuan, kamu harus baca buku ini. 

1 comment:

  1. I owe you everything, not just a book recommendation. Can't wait to read the book!

    ReplyDelete