Sunday, September 6, 2015

#GIRLBOSS

#GIRLBOSS
Penulis: Sophia Amoruso
Jumlah halaman: 256 halaman
Tahun terbit: 2015
Penerbit: Portofolio Penguin
Format: paperback
Harga: Rp. 220.000 di Periplus
Rating Shiori-ko: 3.7/4
Sinopsis:

At seventeen, Sophia Amoruso decided to forgo continuing education to pursue a life of hitchhiking, dumpster diving, and petty thievery. Now, at twenty-nine, she is the Founder, CEO, and Creative Director of Nasty Gal, a $100+ million e-tailer that draws A-list publicity and rabid fans for its leading-edge fashion and provocative online persona. Her story is extraordinary—and only part of the appeal of #GIRLBOSS.

This aspirational book doesn’t patronize young women the way many business experts do. Amoruso shows readers how to channel their passion and hard work, while keeping their insecurities from getting in the way. She offers straight talk about making your voice heard and doing meaningful work.


She’s proof that you can be a huge success without giving up your spirit of adventure or distinctive style. As she writes, "I have three pieces of advice I want you to remember: Don’t ever grow up. Don’t become a bore. Don’t let The Man get to you. OK? Cool. Then let’s do this.”

Resensi Shiori-ko:
Sudah mengincar buku ini sejak tahun lalu. Ketika itu majalah favoritku membahas sekilas mengenai buku itu dan aku pun tertarik. Edisi pertama berupa hardcover yang sudah pasti harganya melambung. Maka dari itu dengan kesabaran penuh aku menunggu hingga akhirnya terbit edisi paperback dan masuk ke dalam buku mingguan Periplus (untuk PEC dapat diskon 20%!!).

Gaya Bahasa, Kosa Kata, Cara Penyampaian
Jangan harap ada kata-kata formal dan sopan. Sedari awal pembaca akan disuguhi dengan gaya bahasa yang sangat santai. Bayangkan seperti seseorang berbicara menggunakan bahasa gaul, ya seperti itulah Amoruso menulis bukunya. Meskipun dalam bentuk buku, tidak menjadi pengahalang bagi Amoruso untuk menggunakan kata-kata percakapan keseharian sebagai bahasa pengantarnya.Wajar saja apabila pembaca yang tidak familiar dengan bahasa gaul Amerika tersebut jadi bingung dengan apa yang ingin disampaikan oleh Amoruso. 

sumber
Gaya Bahasanya tergolong agak sarkasme. Amoruso menunjukkan dengan gamblang sejak awal buku bagaimana sifat sebenarnya. Meskipun begitu, sebenarnya begitulah caranya ia akhirnya bisa membangun Nasty Gal yang kini berharga ratusan juta dollar itu. Seperti yang sudah aku tulis di awal, gabungan antara kosa kata gaul, gaya bahasa sarkasme, dan penyamapian yang sangat informal membuat seakan Amoruso seperti menuturkan kisahnya kepada teman dekatnya. Ia tidak peduli apakah lawan bicaranya (atau pembaca) merasa tersinggung karena kata-kata ofensifnya itu. Namun menurutku itulah yang membuat cerita Amoruso lebih terasa nyata dan dekat (yang siapa tahu pembaca mungkin berada pada satu titik sebelum Amoruso menjadi CEO). Dan bisa jadi alasan mengapa aku bisa melahapnya hanya dalam waktu semalam...

Desain dan Tata Letak
Tidak ada lembar berwarna dalam buku ini. Semuanya dicetak dalam hitam putih. Buku ini terdiri dari 11 bab dimana setiap babnya dipisahkan dengan lembaran ilustrasi sederhana mengenai Amoruso dan kutipan yang diambil dari bukunya dan sisi sebelahnya berwarna hitam dengan warna teks berwarna putih, menunjukkan bab baru tersebut. Pada setiap bab, akan tersedia sub-bab yang dipisahkan dengan header dan kutipan mengenai kehidupan dari para tokoh terkenal.

sumber
Untuk font face yang digunakan dalam Amoruso bukanlah sans serif sehingga memperkuat citra buku yang sangat informal dan tidak membosankan atau kaku. Sebelum bab ditutup, akan ada beberapa lembar khusus yyang didedikasikan untuk para #GIRLBOSS bagi Amoruso yang merefleksikan pesan yang ingin ia sampaikan melalui buku ini. Pada bagian tersebut aku agak teringat dengan bukunya Nina Moran, No One to Someone. Well, tidak mirip banget kok...

Isi Buku
Isinya hampir seperti autobiografi Sophia Amoruso mengenai bagaimana ceritanya ia berjuang dalam make a living, hanya sekedar mencari makan. Ia menunjukkan bahwa yang namanya jenius tidak selalu berhubungan dengan bisa memecahkan persamaan matematika, melainkan jenius bisa berarti banyak hal. Sedikit spoiler, buku ini bercerita tentang anak yang tidak betah di sekolah karena merasa bahwa sekolah merupakan tempat yang membosankan. Amoruso berkali-kali pindah sekolah karena sering dianggap menganggu hingga akhirnya ia memilih untuk melakukan home schooling. Itu pun tetap tidak membuat ia ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguran tinggi. Amoruso memilih bekerja. Dan dari bekerja itu, kemampuan otak yang sebenarnyalah diuji. Singkat cerita, Amoruso adalah contoh orang yang street smart, yang bisa menjalankan bisnis tanpa bekal keilmuan yang matang, tetapi karena 10.000 jam latihan keluar masuk beragam pekerjaan dari yang paling hina hingga yang setidaknya tidak membuat harga dirinya runtuh.

Kalau buatku sendiri, buku ini lumayan quote-able dari versi Amoruso mengenai bagaimana kita menjalani hidup yang serba tidak terduga. Pandangannya tentang beberapa hal bisa membuat kita berpikir ulang mengenai pilihan-pilihan yang sudah kita buat. Meskipun Amoruso memang tidak mengenyam pendidikan tinggi, tetapi dirinya tidak alpha membaca buku. Mungkin itu juga merupakan alasan bagaimana ia akhirnya bisa menjalankan bisnis yang keuntungannya bisa sangat banyak: kombinasi antara pengalaman (latihan) dan membaca buku.

sumber
Beberapa nilai yang ingin Amoruso tekankan sejak awal sudah dikatakan ditujukan kepada perempuan, bahwa perempuan harus kuat dan harus bisa berdiri sendiri. Ia pun tidak hanya bercerita mengenai kisah hidupnya, melainkan juga memberikan tips sederhana seperti bagaimana mengelola uang dan membelanjakannya, bagaimana menciptakan keajaiban untuk diri kita sendiri, bagaimana memelihara pikiran positif dan banyak hal yang mungkin sedang dialami oleh sebagian besar kaum perempuan. Ia pun juga mengatakan bahwa menjadi #GIRLBOSS bukan berarti harus menjadi CEO atau pengusaha, suatu hal yang bagiku cukup penting untuk dipahami. Minimal perempuan bisa jadi #GIRLBOSS untuk dirinya sendiri sebelum akhirnya memimpin lingkaran yang lebih besar.

Saran Shiori-ko:
Meskipun di Goodreads rating buku ini tidak cukup bagus, tapi bagiku pribadi buku ini hella awesome! Aku suka dengan cara Amoruso bertutur yang sangat ringan. Ceritanya seakan memilik spirit, membuat yang membaca juga ingin seperti dia yang tahan banting harus melalui banyak cobaan sebelum akhirnya bisa mendirikan Nasty Gal. Aku rasa buku ini harus dibaca oleh perempuan terutama yang baru menginjak usia 20an, bahwa berada di jalur yang salah mungkin bisa membawamu ke jalur yang benar (asal salah jalurnya cepat disadari yha...). Hanya saja, ada beberapa bab yang aku rasa cukup membosankan karena tidak terlalu bikin greget. But overall, I love this book

1 comment: